Sabtu, 18 Oktober 2008

Tempat yang Tak Nyaman

Tuhan menyembunyikan berbagai hal

dengan cara menaruhnya di dekat-dekat kita

(Ralph Wado Emerson)




Tempat yang tinggi di pegunungan dan alam liar bukanlah lokasi yang layak dan nyaman bagi manusia untuk hidup, bahkan sementara waktu sekalipun. Apalagi kita yang sudah terbiasa dengan berbagai kemudahan dan kemanjaan kota besar. Bahkan puncak-puncak gunung adalah dunia yang tidak diciptakan untuk dapat ditinggali manusia. Tidak ada air, tidak ada kehidupan. Hanya ada udara tipis membeku, badai dan kematian yang perlahan. Namun puncak-puncak gunung bagaikan magnet bagi sebagian orang. Mereka menanggalkan berbagai kenyamanan yang disediakan kota metropolitan, lalu pergi meniti bahaya dan berkelit dari maut di alam liar.

Saya sungguh meragukan bila ada yang bercerita bahwa tidur dalam sleeping bag beralaskan matras di dalam hutan lebih nyaman daripada terlelap di kasur empuk. Atau terduduk di dalam tenda dome yang sempit sambil mengunyah roti yang mulai tak karuan rasa dan bentuknya terasa lebih nikmat dibanding bersantai di kursi sofa sambil menonton DVD ditemani snack dan secangkir coklat hangat. Sekali-sekali melewatkan malam di alam liar tentu saja menyenangkan namun tak terbayangkan bila menjalaninya setiap hari.

Simak saja apa yang dikatakan Eric Shipton seorang pendaki Everest yang termashyur, Saya ragu ada orang yang menikmati kehidupan di tempat tinggi ... yang terburuk adalah munculnya perasaan tak berdaya total dan perasaan tidak mampu untuk menghadapi setiap keadaan darurat yang mungkin terjadi... satu-satunya keinginan saya adalah menyelesaikan tugas celaka ini untuk kemudian segera turun ke tempat yang lebih layak”.

Menjelang ekspedisinya ke kutub Antartika, seorang penjelajah kutub termashyur, Ernest Shackleton, memasang iklan dengan menggambarkan kondisi sebenarnya suatu penjelajahan. Berikut isi iklannya :

- Dicari orang untuk perjalanan berbahaya dengan gaji kecil.

- Siap menghadapi udara beku dan kegelapan total selama berbulan-bulan.

- Berani menempuh bahaya yang tak ada habisnya.

- Kemungkinan untuk tidak kembali dengan selamat.

- Namun akan memperoleh penghormatan dan pengakuan bila berhasil.

Meskipun iklannya begitu mengerikan, Shackleton memperoleh respon yang sangat melimpah. Untuk sebuah penghormatan dan pengakuan, banyak orang ternyata siap berkorban nyawa.

Beberapa kali saya berada dalam kondisi camp yang tak nyaman dalam arena petualangan di alam liar. Kadangkala kontur pada ketinggian di pegunungan tak cukup luas untuk mendirikan sebuah tenda dome, sementara kondisi tubuh sudah harus beristirahat. Terpaksa tim hanya menggelar flysheet sebagai perlindungan di ketinggian 3000-an meter yang hawanya amat menusuk. Ketidaknyamanan ini akan bertambah bila hujan deras mengguyur karena air akan membasahi kemana-mana.

Sering terjadi juga bahwa istirahat hanya dilakukan sesekali saja dalam perjalanan malam. Akibat kantuk yang tak tertahan, terpaksa tidur ayam dilakukan sambil terduduk di sepanjang jalur pendakian. Setelah terlelap beberapa menit, perjalanan kembali dilanjutkan menuju puncak. Jangan tanya apakah tidur bisa nyenyak dalam kondisi istirahat seperti demikian. Begitu tubuh terlelap sejenak, hawa dingin yang menusuk segera menerkam dan membangunkan kita.

Pernah pula tim seharian hanya menggelar ponco sebagai camp, di antara semak-semak tajam dan sarang semut merah di tepi muara sungai. Kami tak dapat bergerak melanjutkan perjalanan karena terhadang muara yang meluap deras akibat badai. Karena sempitnya lahan, masing-masing hanya dapat berisitrahat dalam kondisi duduk. Di tengah hujan yang mengguyur deras, satu-satunya kehangatan hanyalah saling mendekatkan diri agar badan yang basah terasa sedikit hangat. Kami pun harus berhati-hati sekali dalam memasak agar api tak membakar tangan atau kaki anggota tim lainnya.

Para pemanjat tebing tidur diantara celah bebatuan yang sempit sehingga harus memakai pengaman agar tak jatuh. Bahkan terkadang mereka hanya memakai hammock untuk tidur bergelantung di tebing vertikal yang menjulang. Sementara caver akan terpaksa melewatkan masa istirahatnya di kegelapan buta diperut bumi, dalam suasana lembab, basah dan kotor.

Nah, masih kah anda mempunyai alasan untuk tetap pergi menjelajah ke alam liar, di tengah berbagai konsekwensi ketidaknyamanan tersebut? Anehnya..., berbagai alasan itu akan segera anda dapatkan.

Tidak ada komentar: