Sabtu, 04 Oktober 2008

Gubuk Sunyi di Pinggir Danau

Gubuk sunyi di pingir danau

Diam-diam tersenyum

dipeluk mentari senja

Yang juga nakal meraba-raba

Ujung bunga rerumputan

Lagu alam memang sunyi..

(1000 Mil Lebih Sedepa, Iwan Abdulrachman)

Sepanjang jalan menuju Situ Lembang masih merupakan tanah dan bebatuan. Di musim kering debu kerap menyebar bila mobil bak pengangkut sayur atau truk-truk tentara melintas. Hal ini membuat orang yang tak terbiasa akan enggan untuk menengok situ Lembang. Kawasan ini pun merupakan area latihan pasukan Kopassus sehingga tak setiap saat kita dapat memasukinya. Karena itu pula maka gerbang masuknya populer dengan “pintu komando”.

Situ Lembang sering dipakai sebagai area berlatih para pecinta alam dari berbagai daerah. Untuk keperluan studi lapangan pelajar dan mahasiswa area ini juga cukup memadai. Masyarakat pun kerap memanfaatkan danau tesebut untuk berwisata dan memancing. Air yang tertampung di danau ini menjadi hulu bagi sungai Cimahi yang pada akhirnya bermuara ke Citarum. Apabila kita bercakap-cakap dengan masyarakat sekitar, maka dengan mudah akan mendengar kisah-kisah berbau mistis di sekitar Situ Lembang.

Situ Lembang

Suasana danau yang romantis bercampur dengan aura mistis kelebatan hutan kerap menghadirkan imajinasi yang mencekam. Di salah satu tepinya tersedia gubuk sederhana yang dapat digunakan untuk beristirahat dan menerawang keindahan danau. Gubuk yang sunyi ini menjadi saksi semangat tak kunjung padam dari para siswa yang berlatih di area sekitar danau, di tengah ekstrimnya cuaca yang kerap terjadi.

Kawasan Situ Lembang masih cukup kaya dengan habitat alam yang terpelihara. Satwa dan vegetasi alam kawasan danau ini menyajikan suasana khas hutan tropis yang alami. Maka untuk keperluan latihan di alam, Situ Lembang menjadi pilihan yang cukup representatif.

Situ Lembang berada kurang dari 10 km dari Parongpong. Pintu masuknya melalui Kampung Cijanggel, Cisarua. Situ Lembang termasuk obyek wisata alam yang dikelola oleh Perum Perhutani. Danau ini terletak di lembah yang diapit dua gunung yaitu Gunung Burangrang dan Gunung Tangkuban Perahu. Desa terdekat harus ditempuh sekitar 2 jam berjalan kaki, sehingga tak heran kawasan ini masih cukup terisolasi dari keramaian.

Sebelah Barat dan Utara danau ada dinding kaldera gunung api yang menjulang dan memanjang. Dinding bukit setinggi sekitar 200-an meter ini adalah kaldera gunung api Sunda, yang pernah meletus pada zaman Kuarter kala Pleistosen sekitar 500 ribu tahun silam. Dasar gunung api Sunda yang dulu berketinggian lebih dari 4000 meter ini menjadi gunung Tangkubanperahu sekarang, sementara gunung-gunung parasitnya menjadi Burangrang di Barat serta Bukittunggul dan Palasari di Timur.

Jiwa yang bebas

Situ Lembang menawarkan panorama alam yang sangat indah dan menawan. Namun di balik pesonanya yang membius kita dapat merasakan karakternya yang dingin. Selain keramah-tamahannya, diam-diam dapat kita rasakan aura kekuatan raksasa yang disembunyikannya. Kawasan ini merupakan tempat persinggahan para jiwa yang bebas sebelum melanjutkan kepergiannya menuju pegunungan yang membekukan dan berbagai tempat ektrim lainnya.

Apabila Anda seorang pelancong yang berminat untuk meresapi keindahan alam sekitar Bandung, maka saya bersikeras agar anda mencoba berkunjung ke Situ Lembang. Walau harus rela melepaskan beberapa kenyamanan dan siap untuk sedikit berpeluh, Situ Lembang menawarkan pengalaman yang tak akan terlupakan. Bahkan mungkin anda merasakan panggilan yang merayu-rayu untuk suatu saat kembali kesana.

Tentu saja anda tak harus merasakan angin yang menderu-deru dan kabut menggumpal yang sering menerpa pada dini hari, di saat suhu mencapai titik terendahnya yang membekukan. Bila cuaca demikian diikuti pula oleh hujan yang lebat maka lengkaplah keriuhan alam di Situ Lembang. Bahkan di siang hari pun cuaca sering tak menentu. Terkadang matahari hanya hadir beberapa jam saja. Kabut senantiasa terlihat dan turun menyapa, lalu diikuti dengan hujan gerimis.

Anda akan memahami mengapa Situ Lembang merupakan karakter tak terpisahkan dari jiwa kota Bandung. Selama Situ Lembang terjaga kelestariannya saya yakin kota Bandung tetap lestari melahirkan jiwa-jiwa petualang yang bebas.


Tidak ada komentar: